Tampilkan postingan dengan label INFO TEKHNOLOGI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label INFO TEKHNOLOGI. Tampilkan semua postingan

Desain MousePad Unik

Posted by Rustam Selasa, Mei 01, 2012, under | No comments

serasa keset kaki beneran gan

Spoiler for :
Quote:
wooah ati2 ama mouspad ini

Spoiler for :
Quote:
hasil sinar xray tangan

Spoiler for :
Quote:
burger kayaknya agak ribet makenya

Spoiler for :
Quote:
lapangan golf di tangan anda

Spoiler for :
Quote:
cocok nih buat pelukis

Spoiler for kesukaan TS:
Quote:
yang ne ane ga tahan gan, kaya pizza beneran

Spoiler for :
Quote:
telor mata sapi nih

Spoiler for :
Quote:
portable gan, bisa buat tempat mouse, dibawa, kalo mau dipake tinggal buka

Spoiler for :

Spoiler for :
Quote:
canggih gan bisa digulung, ada colokan usb sama headsetnya

Spoiler for :

Spoiler for :
Quote:
kalo ini harus dijauhin dari mouse

Spoiler for :
Quote:
iPad buat mousepad

Spoiler for :
Quote:
kalo ini kayanya orang kaya deh, ipad beneran dipake buat mousepad

Spoiler for :
Quote:
gaya karpet turki gan

Spoiler for :
Quote:
permadani aladin nih

Spoiler for :
Quote:
ati2 mousenya rusak kena air

Spoiler for :

Spoiler for :
Quote:
favorit cewe kalo lagi dapet

Spoiler for :

Spoiler for :
Quote:
wew bungkus k0nd*m

Spoiler for :

Spoiler for :
Quote:
duit 100 euro gan

Spoiler for :
Quote:
yang ne 500 euro

Spoiler for :
Quote:
100 dollar nih

Spoiler for foto ente gan:
Quote:
foto ente gan di duit 500 jadul

Spoiler for :
Quote:
spesial buat agan2 nih

Spoiler for :
Quote:
boa hancock

Spoiler for :
Quote:
empuk tuh gan

Spoiler for :
Quote:
wanna touch it?

Spoiler for :
Quote:
udahan ah BBnya, ntar pengin beli loh

Spoiler for bonus BB:
Quote:
buat yang suka fantasi nih, masukin tangan ke rok cewe

Inilah Para Ilmuwan Genius Indonesia yang Tersisih dari Negerinya Sendiri

Posted by Rustam Minggu, April 29, 2012, under , | No comments


1. March Boedihardjo
Spoiler for March Boedihardjo:

Bocah Indonesia, March Boedihardjo, mencatatkan diri sebagai mahasiswa termuda di Universitas Baptist Hong Kong (HKBU). March akan memiliki gelar sarjana sains ilmu matematika sekaligus master filosofi matematika.

Karena keistimewaannya itu, perguruan tinggi tersebut menyusun kurikulum khusus untuknya dengan jangka waktu penyelesaian lima tahun(dari 2007). Ketika ditanya tentang cara beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru, March mengaku tidak pernah cemas berhadapan dengan teman sekelas yang lebih tua darinya. ”Ketika saya di Oxford, semua rekan sekelas saya berusia di atas 18 tahun dan kami kerap mendiskusikan tugas-tugas matematika,’’ kisahnya. March memang menempuh pendidikan menengah di Inggris.

Hebatnya, dia masuk dalam kelas akselerasi, sehingga hanya perlu waktu dua tahun menjalani pendidikan setingkat SMA itu. Hasilnya, dia mendapat dua nilai A untuk pelajaran matematika dan B untuk statistik. Dia juga berhasil menembus Advanced Extension Awards (AEA), ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen pelajar yang menempati peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut.
Quote:
2. Prof. Nelson Tansu
Spoiler for Prof. Nelson Tansu:

Pria kelahiran 20 Oktober 1977 ini adalah seorang jenius. Ia adalah pakar teknologi nano. Fokusnya adalah bidang eksperimen mengenai semikonduktor berstruktur nano. Teknologi nano adalah kunci bagi perkembangan sains dan rekayasa masa depan. Inovasi-inovasi teknologi Amerika, yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari seluruh orang di dunia, bertopang pada anak anak muda brilian semacam Nelson. Nelson, misalnya, mampu memberdayakan sinar laser dengan listrik superhemat.

Sementara sinar laser biasanya perlu listrik 100 watt, di tangannya cuma perlu 1,5 watt.Penemuan-penemuannya bisa membuat lebih murah banyak hal. Tak mengherankan bila pada Mei lalu, di usia yang belum 32 tahun, Nelson diangkat sebagai profesor di Universitas Lehigh. Itu setelah ia memecahkan rekor menjadi asisten profesor termuda sepanjang sejarah pantai timur di Amerika. Ia menjadi asisten profesor pada usia 25 tahun, sementara sebelumnya, Linus Pauling, penerima Nobel Kimia pada 1954, menjadi asisten profesor pada usia 26 tahun. Mudah bagi anak muda semacam Nelson ini bila ingin menjadi warga negara Amerika.Amerika pasti menyambutnya dengan tangan terbuka. “Apakah tragedi orang tuanya membikin Nelson benci terhadap Indonesia dan membuatnya ingin beralih kewarganegaraan?” “Tidak.

Hati Saya tetap melekat dengan Indonesia,” katanya kepada Tempo. Nelson bercerita, sampai kini ia getol merekrut mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan riset S-2 dan S-3 di Lehigh. Ia masih memiliki ambisi untuk balik ke Indonesia dan menjadikan universitas di Indonesia sebagai universitas papan atas di Asia.
Quote:
3. Muhammad Arief Budiman
Spoiler for Muhammad Arief Budiman:

Saint Louis, Missouri, Amerika Serikat. Di sebuah ruang kerja di kompleks Orion Genomic, salah satu perusahaan riset bioteknologi terkemuka di negeri itu, seorang lelaki Jawa berwajah “dagadu”—sebab senyum tak pernah lepas dari bibirnya—kerap terlihat sedang salat. anak pekerja pabrik tekstil GKBI itu sekarang menjadi motor riset utama di Orion. Jabatannya: Kepala Library Technologies Group. Menurut BusinessWeek, ia merupakan satu dari enam eksekutif kunci perusahaan genetika itu.Genetika adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari gen, pembawa sifat pada makhluk hidup. Peran ilmu ini bakal makin sentral di masa depan: dalam peperangan melawan penyakit, rehabilitasi lingkungan, hingga menjawab kebutu*an pangan dunia.

Arief tak hanya terpandang di perusahaannya. Namanya juga moncer di antara sejawatnya di negara yang menjadi pusat pengembangan ilmu tersebut: menjadi anggota American Society for Plant Biologists dan—ini lebih bergengsi baginya karena ia ahli genetika tanaman—American Association for Cancer Research.Asosiasi peneliti kanker bukan perkumpulan ilmuwan biasa. Dokter bertitel PhD pun belum tentu bisa “membeli” kartu anggota asosiasi ini. Agar seseorang bisa menjadi anggota asosiasi ini, ia harus aktif meneliti penyakit kanker pada manusia. Ia juga harus membawa surat rekomendasi dari profesor yang lebih dulu aktif dalam riset itu serta tahu persis riset dan kontribusi orang itu di bidang kanker. Arief mendapatkan kartu itu karena, “Meskipun latar belakang saya adalah peneliti genome tanaman, saya banyak melakukan riset genetika mengenai kanker manusia,” ujarnya.
Quote:
4. Prof Dr. Khoirul Anwar
Spoiler for Prof Dr. Khoirul Anwar:

Dia kini menjadi ilmuwan top di Jepang. Wong ndeso asal Dusun Jabon, Desa Juwet, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, itu memegang dua paten penting di bidang telekomunikasi. Dunia mengaguminya. Para ilmuwan dunia berkhidmat ketika pada paten pertamanya Khoirul, bersama koleganya, merombak pakem soal efisiensi alat komunikasi seperti telepon seluler.

Prof Dr. Khoirul Anwar adalah pemilik paten sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah seorang Warga Negara Indonesia yang kini bekerja di Nara Institute of Science and Technology, Jepang.Dunia memujinya. Khoirul juga mendapat penghargaan bidang Kontribusi Keilmuan Luar Negeri oleh Konsulat Jenderal RI Osaka pada 2007. Pada paten kedua, lagi-lagi Khoirul menawarkan sesuatu yang tak lazim. Untuk mencapai kecepatan yang lebih tinggi, dia menghilangkan sama sekali guard interval (GI). “Itu mustahil dilakukan,” begitu kata teman-teman penelitinya. Tanpa interval atau jarak, frekuensi akan bertabrakan tak keruan. Persis seperti di kelas saat semua orang bicara kencang secara bersamaan.Dua penelitian istimewa itu mungkin tak lahir bila dulu Khoirul kecil tak terobsesi pada bangkai burung, balsam yang menusuk hidung, serta mumi Firaun. Bocah kecil itu begitu terinspirasi oleh kisah Firaun, yang badannya tetap utuh sampai sekarang. Dia pun ingin meniru melakukan teknologi “balsam” terhadap seekor burung kesayangannya yang telah mati. “Saya menggunakan balsam gosok yang ada di rumah,” kata anak kedua dari pasangan Sudjianto (almarhum) dengan Siti Patmi itu. Khoirul berharap, dengan percobaannya itu, badan burung tersebut bisa awet dan mengeras. Dengan semangat, ia pun melumuri seluruh tubuh burung tersebut dengan balsam gosok.

Sayangnya, hari demi hari berjalan, kata anak petani ini, “Teknologi balsam itu tidak pernah berhasil.” Penelitian yang gagal total itu rupanya meletikkan gairah meneliti yang luar biasa pada Khoirul. Itulah yang mengantarkan alumnus Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung tersebut kini menjadi asisten profesor di JAIST, Jepang.
Quote:
5. Dr Warsito P. Taruno
Spoiler for Dr Warsito P. Taruno:

Dr Warsito P. Taruno, pendiri dan pemilik Edwar Technology. Belasan tahun belajar di luar negeri. Tanpa bantuan pemerintah, penelitian mereka berhasil di Tanah Air. Robot itu bernama Sona CT x001. robot yang dibekali dua lengan itu sedang memindai tabung gas sepanjang 2 meter. Di bagian atas robot, layar laptop menampilkan grafik hasil pemindaian. Selasa dua pekan lalu itu, Sona—buatan Ctech Labs (Center for Tomography Research Laboratory) Edwar Technology—sedang diuji coba. Alat ini sudah dipesan PT Citra Nusa Gemilang, pemasok tabung gas bagi bus Transjakarta.

Perusahaan migas Petronas, kata Warsito, tertarik kepada alat buatannya. Kini mereka masih dalam tahap negosiasi harga dengan perusahaan raksasa milik pemerintah Malaysia tersebut. Selain Sona, Edwar Technology mendapat pesanan dari Departemen Energi Amerika Serikat. Nilai pesanan lumayan besar, US$ 1 juta atau sekitar Rp 10 miliar. Bahkan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pun memakai teknologi pemindai atau Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) temuan Warsito.

ECVT adalah satu-satunya teknologi yang mampu melakukan pemindaian dari dalam dinding ke luar dinding seperti pada pesawat ulang-alik. Teknologi ECVT bermula dari tugas akhir Warsito ketika menjadi mahasiswa S-1 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia, Universitas Shizuoka, Jepang, tahun 1991. Ketika itu pria kelahiran Solo pada 1967 ini ingin membuat teknologi yang mampu “melihat” tembus dinding reaktor yang terbuat dari baja atau obyek yang opaque (tak tembus cahaya).

Dornier DO-31 Pesawat bersistem V/STOL Rancangan BJ.HABIBIE

Posted by Rustam Minggu, April 29, 2012, under , | No comments




Quote:

Sesosok putra bangsa lahir di belahan Indonesia bagian tengah. Ialah Bacharuddin Jusuf Habibie, sesosok makhluk cerdas yang mengharumkan nama Indonesia karena penemuan-penemuannya dalam bidang penerbangan yang bermanfaat bagi dunia internasional.

Ane sendiri mengagumi sosok Pak Habibie sejak duduk di bangku SD, saat gelar Pak Habibie masih Prof. Dr. Ing. ane ga tahu apa yang membuat ane mengaguminya, sepertinya senyumannya yang meneduhkan dan kecerdasannya yang sangat menakjubkan.
Itulah Pak Habibie sosok yang sangat hebat dalam dunia penerbangan.
Berikut ini tentang prestasi beliau:
  1. B.J Habibie, adalah pemegang 46 paten dunia di bidang teknologi penerbangan. Maaf, belum tersaingi.
  2. Habibie adalah penemu krack Progression, yakni solusi untuk rambatan kerusakan konstruksi pada badan pesawat karena fatigue.
  3. Habibie adalah penemu Habibie Factor, penjelasan sederhananya adalah penurunan bobot pesawat hingga 25% dari bobot sebelumnya.
  4. Gelar Doctor Ingenieur Habibie didapat di Jerman pada 1965 dengan nilai sempurna (1,0), suma cum laude!
  5. Oleh Hamburger Flugzeugbau, Habibie dipercaya pecahkan problem akut kestabilan pesawat Fokker 28. Hanya 6 bulan, terpecahkan.
  6. Dornier DO-31, rancangan Habibie ke-1, pesawat transportasi pertama yang dapat take-off/landing vertikal.
  7. Rancangan pesawat Habibie pada DO31 kemudian dibeli oleh NASA. Ada sentuhan Habibie di NASA.
  8. Pada 1974, Habibie menjabat sebagai Vice President MBB, industri pesawat terbesar Jerman, orang non Jerman pertama yang menduduki posisi itu.
  9. Pesawat kreasi anak-anak bangsa yang dipimpin Habibie. N250, pesawat penumpang baling-baling tercanggih di jamannya.
  10. N250 adalah pesawat (baling-baling) penumpang pertama dengan teknologi 3 axis dan kontrol digital fly-by-wire.
  11. Apabila tak ada krisis moneter, pesawat N250 produksi RI akan mendominasi dunia penerbangan kategori turboprop, bukan ATR (Prancis).
  12. Pada 1992, Habibie dianugerahi Award von Karman, setingkat Nobel di dunia penerbangan.
  13. Rancangan pesawat Habibie selain N250 dan DO31 adalah Fokker F28, C-130, HansaJet 320, Airbus A300, CN235, Helikopter BO105.
  14. Habibie pernah rencana buat satelit luar angkasa. RI luncurkan satelit pada 17 Agustus 1976, negara ke-3 yang punya satelit, setelah AS & Kanada.
  15. Peluncuran Satelit Palapa pada 1976, jg membanggakan bagi banyak negara Asia. Peluncuran itu bahkan disampaikan di sekolah-sekolah di Asia Tenggara.
  16. IMF-lah yg membuat rencana-rencana visioner Habibie dan PT.DI menjadi berhenti, dan lemah. Posisi PTDI jauh di bawah Embraer (Brazil).


Prestasimu membanggakanku
Quote:
Dornier DO-31

Spoiler for Dornier DO-31:

Spoiler for Dornier DO-31:

Spoiler for Dornier DO-31:

Spoiler for Dornier DO-31:

Spoiler for Dornier DO-31:

Spoiler for Dornier DO-31:

Spoiler for Dornier DO-31:

Spoiler for Dornier DO-31:

Spoiler for Dornier DO-31:

Spoiler for Dornier DO-31:

Spoiler for Dornier DO-31 Specification:

In the early 1960s, the Luftwaffe became increasingly concerned that their airfields were vulnerable to air attack from Eastern Bloc forces and actively researched the possibility of dispersed operations which included flying from Autobahnen but required aircraft with STOVL capabilities. Part of these trials involved Luftwaffe F-104 Starfighters being rocket launched from stationary ramps in what became known as the ZELL program. The Starfighters were to be recovered to short strips using aircraft carrier-type arresting gear. The Do 31 was intended to use the same strips as forward operating bases.[2]

When the high cost, technical and logistical difficulties were realised the Luftwaffe ceased trials involving VTOL aircraft such as the Do 31, VJ101 and the later VFW VAK 191B which resulted in the cancellation of these projects and further use of these aircraft was limited to research purposes only.

Initial designs incorporated a Bristol Pegasus[3] vectored-thrust turbofan in each of the two inboard nacelles and four Rolls-Royce RB162 lift engines in each of the outer nacelles. It was planned to dispense with the outer nacelles and their engines when larger RB153 turbofans (of approximately 5,000 lbf (22 kN) thrust) became available. By mounting the engines in pods, the fuselage could provide a capacious hold with a rear loading ramp.

In all, three test articles were built, these being E1, E2 and E3 - the "E" indicating Experimentell (Experimental). E1 was powered only by the Pegasus engines, and was designed to test horizontal flight. E2 was a static test airframe, and did not fly. E3 had both Pegasus and RB162 lift engines installed, and was designed to test the vertical flight mode. The first prototype (E1) first flew on 10 February 1967 with just the two Pegasus engines. The third prototype (E3) flew in July 1967 with all ten engines fitted. The first hovering flight took place on 22 November 1967. Full forward and backward transitions were made in December 1967.

The Do 31 established several Fédération Aéronautique Internationale (FAI) world records during its ferry flight to the 1969 Paris Air Show. It was the first, and so far only, vertical take-off jet transport ever built. The project was cancelled in April 1970, although it made its final public flight on 4 May 1970 during the ILA in Hanover. One of the factors that led to the cancellation was the large drag and weight of the lift engine pods which reduced the useful payload and range compared to conventional transport aircraft.
General characteristics

* Crew: 2
* Capacity: 36 troops or 24 casualty stretchers
* Length: 20.53 m (67 ft 4 in)
* Wingspan: 18 m (59 ft 3 in)
* Height: 8.53 m (28 ft)
* Wing area: 57 m² (613.56 ft²)
* Loaded weight: 22,453 kg (49,500 lb)
* Useful load: 3,500 kg (7,715 lb)
* Max takeoff weight: 27,422 kg (60,500 lb)
* Powerplant:
o 2 × Rolls-Royce Pegasus BE.53/2 turbofan, 68.95 kN (15,500 lbf) each
o 8 × Rolls-Royce RB162-4D Vertically mounted turbojet lift engines,19.57 kN (4,400 lbf) each
Performance

* Maximum speed: 730 km/h (452 mph)
* Cruise speed: 650 km/h (404 mph)
* Range: 1,800 km (1,120 mi) with maximum payload
* Service ceiling: 10,700 m (35,100 ft)
* Rate of climb: 19.2 m/s (3,780 ft/min) -using Pegasus engines only

Membuat Desktop Kita Menjadi 3D

Posted by Rustam Minggu, April 29, 2012, under , | No comments

Tampilan:



bisa didownload disini...

kalo uda ke Download file .rar-nya tinggal diextract, file yg perlu diperhatiin itu
1. DeskSpace1.5.4.4Trial Setup.exe <--- ini installernya
2. krack <-------------------------- Diperlukan buat full versionnya
3. read me <------------------------ source softwarenya

selanjutnya tinggal di dobel klik DeskSpace1.5.4.4Trial Setup.exe-nya (jangan di run dulu musti krack dolo)
setelah dinstall, krack-nya dibutuhkan buat full versionnya
masuk ke folder krack dan copy kedua file ke directory installer Deskspace
1. deskspace1544.dll
2. deskspace.exe (pas ngopi tar ada muncul pop-up di "yes-to-all" aja)
lengkap sudah install-nya tinggal jalanin softwarenya de

cara makainya :
seperti biasa klik2X deskspace.exe akan muncul di start-up yg ada ditaskbar (bisa dicustomize menurut selera bro masing2)
buat ngejalaninnya tekan CTRL + SHIFT + ALT dan CLICK buat rotatenya Ta Daaaaa muncul de cubenya ^^

buat command yg lain (HotKeysnya bisa dicustomize)
CTRL + SHIFT + 1 <---- buat kedesktop pertama
s/d
CTRL + SHIFT + 6 <---- buat kedesktop terakhir


PERHATIAN


biasa nya sih kl menurut ane tergantung spec dari komputernya,kalau spec nya udah lumayan bagus nggak bakal memperlambat kinerja komputer

kalo spek nya mumpuni 3D jd mulus,, tapi ga ada apa salahnya untuk dicoba di kompi lain, sapa tau lancar jg..

Thx buat agan cityteror, M.Fobby dan riotobs yg telah nimpukin ane cendol


klo uda iso
klo blm iso

KATEGORI

Labels

kurs

NGOBROL DENGAN SAYA

GLOBE MAPS

SMS GRATIS